Site icon ERNI BAJAU

Bajo vs Bajau. Apa yang Benar? Bajo atau Bajau?

Halo para sahabat POSBI dan Danakang Bajau dimana pun berada, rupanya perdebatan penyebutan Bajo dan Bajau belum akan berhenti dibahas dan selalu menjadi perdebatan baik oleh Bagei (orang nonBajau) maupun antarsesama masayarakat Bajau.

Bermula dari postingan saya di facebook, sebagai Ketua Umum Persatuan Orang Sama Bajau Indonesia (POSBI), secara moril saya merasa bertanggung jawab atas unggahan saya yang menampilkan video Forum Group Diskusi yang diselenggarakan oleh Kemerterian ATR BPN RI dengan Pimpinan FGD oleh Presiden Kerukunan Bajo Indonesia (Kekar Bajo) Dr. Abdul Manan, MSc. Saya merasa terpaggil untuk menulis artikel ini, yang mungkin saja bisa menjadi bahan renungan atau bahan kajian kita bersama suatu saat, baik dalam forum formal maupun nonformal.

Video yang dirilis ulang oleh channel Youtube BAJAU TV dengan diberi judul: Orang Bajau/Bajo di Indonesia: Masyarakat Lokalkah? Pendatangkah? Orang Asingkah? Ini Jawabannya! tersebut memantik pertanyaan salah seorang Peneliti Budaya Sulawesi Tenggara dengan nama akun FB Basrin Melamba, yang kemudian dijawab oleh akun Zulkifli Azir.

Diketahui, Zulkifli Azir merupakan Pakar Budaya Bajau Indonesia dan Bajau Asia Tenggara, aktif menulis baik di media sosial maupun di situs media bajauindonesia.com, juga kita dapat melihat komentar dari akun atas nama Halim Putra Alkaf New yang juga merupakan Ketua Kekar Bajo Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara.

Berikut foto screenshot kalimat diskusi interaktif antara Basrin Melamba dan Zulkifli Azir dan juga akun Halim Putra Alkaf New. Screenshot disajikan ntuk menampilkan keaslian komentar para Pakar Budaya dan Peneliti tersebut. Mari kita simak dan baca bersama:

Gambar yang ditampilkan Zulkifli Azir
Gambar yang ditampilkan Zulkifli Azir
Gambar yang ditampilkan Zulkifli Azir
Gambar yang ditampilkan Zulkifli Azir
Gambar yang ditampilkan Zulkifli Azir
Gambar yang ditampilkan Zulkifli Azir

Nah, Sahabat POSBI dan Para Danakang, demikianlah kurang lebih penjelasan dan uraian singkat tentang penamaan Bajo dan Bajau. Selanjutnya terserah Sahabat dan Danakang jika mau menggunakan Bajo atau Bajau dalam pengucapan atau penyebutan, nama ikon, nama slogan, nama tempat, nama daerah, nama produk, nama organisasi, dan sebagainya, semuanya sah-sah saja, namun disarankan untuk menggunakan kata Bajau sebagai kata baku Bahasa Indonesia dalam penulisan karya ilmiah atau tulisan akademik lainnya. Kalau tidak memulai dari sekarang, kapan lagi?

Juga untuk menambah pengetahuan kita terkait Bajo dan Bajau, silakan mengunjungi Artikel yang saya tulis, dengan judul: Usul Orang Bajau, Penamaan Bajo dan Bajo, Serta Pemertahanan Bahasa Bajau (Kajian Sosiolinguistik)

Exit mobile version