Site icon ERNI BAJAU

Miris Melihat Penulisan Ejaan Bahasa Indonesia di Beberapa Media Online

Gambar: Sumber Pihak Ketiga

Ernibajau.com: Perkembangan zaman saat ini menggiring kita ke zaman informasi digital. Penyajian berita lewat media online lebih mendominasi daripada media cetak. Mau tidak mau, suka atau tidak suka, kita harus siap menjalaninya, namun jangan hanya dijalani tapi mari membuka diri untuk lebih tahu, khususnya para pembuat berita, kita jangan hanya menulis dan mencari berita, namun juga harus tahu menerapkan kaidah penulisan Ejaan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar.

Saya sering melihat berseliweran berita di media online yang mengabaikan sistem penulisan Kaidah Bahasa Indonesia, mulai dari cara menulis judul berita sampai isi berita. Padahal seorang jurnalis tidak hanya dituntut untuk bisa membuat berita dengan menggunakan unsur 5W+1H, apalagi kalau di media online harus menggunakan gambar, unsur berita media online saat ini menurut saya adalah 5W+1H+P (Picture), karena berita sebaiknya menggunakan gambar sebagai penjelas berita atau sebagai keterangan berita, jika tidak menyajikan gambar, berita kurang menarik, meskipun gambarnya hanya berupa ilustrasi (menggunakan sumber gambar pihak ketiga – seperti gambar yang saya tampilkan di tulisan ini)

Melalui situs media berita, berbagai informasi dapat diakses secara mudah dan hampir memenuhi ruang media sosial kita. Apa yang ditulis adalah hasil pikiran dan pengamatan kita yang dituangkan dalam bentuk tulisan, dan tentu tulisan ini akan menjadi ukuran intelektual penulis dalam hal penguasaan sistem penulisan Bahasa Indonesia

Berikut saya menampilkan contoh kesalahan penulisan judul berita yang saya ambil dari salah satu media online:

Gambar: Sumber Pihak Ketiga

Penulisan judul berita di atas merupakan salah satu kesalahan yang terjadi pada penulisan berita di media online, yang sering membuat hati saya miris, belum lagi masuk ke isi beritanya. Misalnya, nama orang atau nama daerah yang harusnya ditulis huruf kapital awal katanya, justru ditulis dengan huruf kecil, dan masih banyak kesalahan atau kekeliruan lainnya.

Semoga melalui tulisan ini, para penulis berita lebih meningkatkan pengetahuan penulisan berita dengan menggunakan kaidah penulisan Bahasa Indonesia, termasuk saya pun masih belajar dan terus menggenjot diri untuk tidak bosan belajar, memperbaharui pengetahuan kebahasaan, apalagi setiap saat Bahasa Indonesia mengalami perkemabangan dan selalu tercipta kata-kata baru atau istilah-istilah baru.

Cintai Bahasa Indonesia
Hidup Pers Indonesia

Exit mobile version