ERNIBAJAU: Jakarta – Peran perempuan pada suku Bajau (Bajo) sangat penting. Perempuan suku Bajau dapat menjalani hampir semua peran yang harusnya diemban laki-laki Bajau. Seperti perempuan pada umumnya, selain mengurus anak, mengurus suami dan mengurus rumah, perempuan Bajau juga menjalani aktivitas seperti mencari kerang, memancing, bertani rumput laut, dan kegiatan melaut lainnya.
Selain itu, perempuan Bajau juga ikut berjuang membantu suami dalam mencari nafkah. Ketika suami datang dari melaut, maka selanjutnya adalah tugas para perempuan mengurus hasil tangkapan ikan suami, mulai dari memilah-milah ikan mana yang akan dijual, mana yang untuk dikonsumsi, dan mana yang untuk dibagi-bagikan ke tetangga. Selanjutnya, penjualan ikan hasil tangkapan suami akan menjadi tugas perempuan (isteri).
Perkembangan peradaban kehidupan perempuan Suku Bajau/Bajo pun tidak dapat dinafikkan. Saat ini, sudah banyak perempuan Bajau yang mengambil/memiliki peran dalam masyarakat, baik di daerah asal tempat tinggalnya, maupun di daerah lain tempat ia berdomisili, mulai dari peran publik, peran akademik, peran politik, dan peran kegiatan sosial kemasyaraktan.
Salah satu pegiat perempuan suku Bajau berikut ini contohnya, saya menyapa beliau Bunda Anni. Ibu enerjik yang memilik Akun Facebook bernama Annie Dhinda Bahari ini, menginisiasi terbentuknya Organisasi Dinsa Sama Bajo Indonesia, yang selanjutnya disingkat menjadi ODIS Bajo Indonesia.
Pertemuan saya dengan beliau di cafe D’Bajo yang merupakan Sekretariat Media Center Bajau Indonesia, beralamat di Jl. Moch. Ali nomor 3, Senen Jakarta Pusat, Bunda Annie mengajak saya untuk membentuk dan mengurus ODIS Bajo, dengan semangat menggebu, dan antusias tinggi saya menyambut baik inisiatif Bunda Annie.
Saya sangat tertarik dengan visi dan misi ODIS Bajo. Beliau mengajak saya dalam kapasitas saya sebagai aktivis, akademisi, dan atas segala embel-embel yang melekat pada diri saya, untuk berjuang bersama, mengajak perempuan-perempuan Bajau bersatu, saling rangkul, memperjuangkan hak-haknya, mengajak untuk lebih mandiri, membina dan mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki, bekerja-sama dalam mendorong perempuan Bajau agar tidak tertindas oleh zaman, saling berbagi ilmu dalam segala aspek dan kapasitas masing-masing yang sebenarnya sudah banyak dimiliki perempuan-perempuan Bajau yang tersebar di hampir seluruh pelosok daerah di negeri ini.
Dalam wadah organisasi bernama ODIS Bajo yang kepengurusannya nanti berpusat di Jakarta, contoh salah satu program yang dikemukakan adalah perempuan Bajau diajak bekerja sama dan saling berbagi ilmu bagaimana mendidik anak-anak agar bangga terhadap identitasnya sebagai anak laut, bangga dan bersyukur dilahirkan sebagai anak Bajo, mendorong anak-anak Bajau agar terus memelihara dan menjaga kebudayaannya misalnya menanamkan cinta Bahasa Bajau yang diaplikasikan dengan anak-anak Bajau harus bisa berbahasa Bajau, menjadikan bahasa Bajau sebagai bahasa ibu atau bahasa pertama mereka (mother tongue, mother language, atau first language), hal di atas berdasar pada fenomena anak-anak Bajau dan generasi muda suku Bajau banyak yang tidak menggunakan bahasa Bajau sebagai bahasa komunikasi antar sesama orang Bajau (imbas dari deskriminasi yang masih terjadi di beberapa daerah).
Melalui organisasi ODIS, tentu saja perempuan-perempuan Bajau tidak boleh melanggar norma-norma yang diatur dalam tatanan budaya masyarakat Bajau itu sendiri yakni perempuan Bajau harus menjadikan suami sebagai sosok yang diabdi dan kehormatannya harus tetap dijunjung di atas kepala isteri.
Melalui tulisan ini saya mengajak perempuan-perempuan Bajau dimana pun berada, Dinda Bajau Sapeken Jawa Timur, Dinda Bajau Kota Baru Kalimatan, Dinda Bajau Selayar Sulawesi Selatan, Dinda Bajau Sulawesi Tengah, Dinda Bajau Langara Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Banggai Kepulauan, Maluku Utara (Pulau Obi, Bacan, Kayoa Sula dan lain sebagainya) serta seluruh perempuan Bajau/Bajo dimana pun berada yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu, mari bersama-sama memberikan dukungan dan penguatan terhadap terbentuknya ODIS Bajo yang akan menjadi organisasi perempuan Bajau pertama di Indonesia dan selanjutnya kita mengupayakan legitimasinya melalui Kongres Organisasi Dinda Sama Bajo Indonesia (Sallah pasidakauang)