Sastra dalam Pembelajaran Bahasa
Apakah peran sastra dalam pembelajaran bahasa?
Adakah tempat bagi teks-teks sastra dalam kelas bahasa? Jika ya, apa yang dimaksud dengan teks sastra dan bagaimana pendekatan pengajaran bahasa melalui sastra di dalam kelas?
Sastra sudah termasuk di dalam kurikulum dan kehadirannya jarang sekali dipertanyakan. Mengapa guru bahasa perlu menaruh perhatian terhadap sastra?
Beberapa point pertanyaan di atas sering muncul dikarenakan memberikan sedikit tantangan bagi pembelajar bahasa dan juga berkaitan dengan konteks sosial budaya pembelajar bahasa. Siswa atau pembelajar bahasa dapat menguasai bahasa kedua dengan baik melalui bacaan-bacaan teks sastra.Dengan berlandaskan pada kompetensi komunikatif, fungsi ekspresi dan puitis bahasa, pembelajaran bahasa seringkali diabaikan dikarenakan penekanannya pada hal-hal yang lebih praktis. Buku teks yang ada lebih banyak ditekankan pada bahasa komunikasi internasional, yakni bahasa digunakan untuk berkomuniasi pada suatu situasi sosial budaya dan hanya untuk menyampaikan informasi (McRae, 1991:3).
Pembelajar daiajarkan untuk berkomunikasi secara netral pada situasi percakapan internasional. Pada saat seseorang sudah melewati tahapan “mempertahankan diri/survival”, ia perlu mengekspresikan maksudnya dan menginterpretasikan maksud orang lain. Bahasa referens memberikan informasi, sedangkan bahasa representasi melibatkan, dan materi representasional menarik minat dan imajinasi siswa (Mc Rae, 1991).
Sebagaimana ucapan Widdowson yang dikutip Brumfit dan Carter (1986:13), pada wacana biasa kita bisa bebas mengantisipasi, mengambil jalan pintas. Namun, tidak demikian dengan wacana sastra. Pada wacana sastra, prosedur aktual lebih ditekankan pada realitas atau bukti nyata. Siswa dapat belajar bahasa melalui karya sastra. Sebagai guru bahasa, kemampuan memilih dan memilah teks sastra yang sesuai dengan minat dan latar belakang sosial-budaya siswa tentunya sangat diperlukan. Pada unit ini akan dibahas mengenai bagaimana memilih materi sastra yang dapat membantu proses pembelajaran bahasa di kelas.
a. Memilih Materi “Sastra”
Guru seringkali mengeluh bahwa muridnya “tidak suka membaca” dan tidak mudah mendapatkan materi bacaan yang otenik yang disukai oleh para siswa usia remaja. Kosep “teks” dan “bacaan” mencakup teks-teks yang diproduksi oleh penulis dewasa, majalah tertentu, karya grafiti, karya komik dan permainan komputer/video game, yang bertalian erat dengan teks buaya dan imaji budaya (Bombini, 1989).Di dalam kelas bahasa selalu ada ruang untuk materi ajar literatur sastra yang modern atau tidak konvensional. Seperti yang dikemukakan oleh Brumfit dan Carter (1986: p.6 dan 10), bahwa memisahkan satu jenis bahasa secara eksklusif dari karya-karya sastra yang ada, dan lebih produktif lagi jika kita mengungkapkannya dengan bahasa dan kesusasteraan dari pada hanya menyebutkan bahasa sastra. Apa yang dimaksud dengan sastra sangat relatif dengan penanda bahasa yang lebih bernuansa “sastra” dari karya lainnya.Pada sub-bab ini akan dibahas mengenai penggunaan lirik lagu dalam karya teks sastra untuk pengajaran bahasa.
b. Karya Puisi di dalam Kelas
Berdasarkan teori sastra tradisional, studi sastra seringkali menjauhkan siswa dari pengalaman yang menyenangkan dari aktivitas merespon teks bacaan, dari tantangan membangun makna dari dunia fiksi, hingga mengeksplorasi dan mencipta pengalaman hidup manusia untuk meningkatkan kesadaran diri sendiri dan juga dunia. Sub bab ini bertujuan untuk melakukan refleksi peran lirik lagu sebagai teks multi media dalam kemampuan membaca dengan pendekatan dialog. Lirik lagu rock cukup singkat dan berisi nilai budaya, memotivasi, mengajak siswa untuk membangun konteks pemahaman akan teks lirik lagu dan mengembanglan konten-based projek pada tingkat kemampuan siswa yang berbeda.
c. Lirik Lagu Rock sebagai Karya Puisi
Kata Rock di sini mengacu kepada karya lirik lagu bergenre musik pop, hip-hop, rap atau rock yang disimpulkan sebagai “puisi rock”. Apakah semua lirik lagu dapat disebut puisi? Ya, beberapa teks dapat disebut memiliki nuansa sastra yang membutuhkan eksplorasi, sementara orang lain mungkin mengatakan hal ini “superfisial”. Lalu, apa hubungan antara sastra dan lirik lagu Rock?Karya sastra dalam lirik lagu rock Menurut Gerard Genette (1962), kata hipertekstual adalah hubungan antara satu teks dengan teks lainnya, baik ekspilist maupun implisit, yang disebut “transtekstualitas” atau dahulu kala disebut “intetekstualitas”. Berikut ini contoh hiperteks:Cerita karangan Alan Parson yang hampir sama dengan karya Edgar Allan Poe, berjudul: ‘Ektraordinary Narration’. Cerita karya Kate Bush berjudul “Wuthering Heights” yang berjudul sama dengan novel klasik karya Emily Bronte. Iron Maiden, “The Rime of the Ancients Mariner”, berdasarkan karya puisi Samuel Taylor Coleridge. Rick Wakeman, “1984”, karya ini muncul dan hampir sama dengan novel karya George Orwell.Berikut ini kumpulan judul lagu yang terinspirasi dari karya puisi klasik Barat.The Cranberries, ‘Yeats’ Grave’, penghargaan untuk sastrawan Irlandia, William Buttler Yeats Sting, ‘Sister Moon’, yang terinspirasi oleh karya Shakespeare soneta CXXX My mistress’ eyes are nothing like the sun My hunger for her explains everything I’ve done.Lirik-lirik lagu yang diciptakan ini merupakan jembatan untuk mempelajari karya sastra puisi atau setidaknya mengajak pendengar untuk lebih mampu menginterpretasi lagu yang bernuansakan puisi karya klasik Barat.
d. Lirik lagu Rock sebagai Karya sastra
Lirik lagu rock juga dapat dikategorikan sebagai sebuah puisi. Lirik lagu susunan formatnya hampir sama dengan “nursery rhymes”, lagu-lagu ritual dan cerita daerah yang bunyi fonologisnya dilandasi oleh unsur leksikal bahasa yang lebih diutamakan dari pada makna atau arti kata tersebut dalam penggunaan sehari-hari. Dengan kata lain, unsur rima atau bunyi akhir suku kata dalam sebuah larik puisi dan lirik lagu, lebih diperhatikan tinimbang makna lagu/puisi tersebut.Sejak tahun 50-an, masyarakat di seluruh dunia dapat mengenali lagu yang berasal dari Inggris, berbahasa Inggris, mereka ikut mendendangkan lagu meskipun latar belakang pengetahuan pendengar musik itu masih pada tingkat dasar, namun lirik lagu mampu menyampaikan pesannya seperti juga di dalam lirik puisi. Seperti pendapat Liverpool Cavern Club, bahwa “The Beatles adalah grup musik rock and roll nomor 1. Setiap orang dapat terhipnotis oleh lagu-lagunya, yang merupakan simbol pemberontakan anak muda.”
Eduardo Romano (1990) menyebutkan bahwa pendengar musik-lah yang membangun “internal liriknya” dengan bubling, humming, dan kata-kata yang mereka dengarkan dengan kombinasi musiknya. Penyanyi dan pendengar musik berteriak bersama-sama menjadikan mereka berada dalam satu komunitas. Lirik lagu dalam lagu rock ini membangkitkan makna pluralitas dalam pemikiran pendengar atau pembaca, yang selanjutnya menggiring pendengar lagu pada lirik lagu rock itu masuk ke dalam tradisi sastra yang menjadikan simbolisma dan puisi nonsense ke dalam bentuk karya sastra modern (Cook, 200:22-3, 192-3).
Berdasarkan teori, karya sastra modern menekankan pada peran aktif pembaca dari pada kreatifitas genius penulisnya atau pada sebuah teks yang merupakan milik orang tak dikenal. Umberto Eco (1979) menyatakan bahwa terdapat karya-karya puisi yang menantang pembacanya untuk memerankan peran tertentu. Roland Barthes (1970) menyatakan bahwa tujuan karya sastra mengajak siswa untuk membeli buku, menjadikan pembaca sebagai konsumer dari produk tersebut yang akhirnya dapat memproduksi/membuat karya sendiri. Melakukan interpretasi terhadap karya lirik lagu rock merupakan langkah pembelajaran untuk membangun kesempatan yang brilliant dalam bertukar pendapat, dan untuk melihat seberapa banyak dari anggota komunitas ini memiliki persamaan dan cara berpikir yang sejalan.
e. Menggunakan Lirik Lagu dalam Pembelajaran Bahasa
Lirik lagu merupakan materi ajar yang otentik yang dapat digunakan oleh guru bahasa. Pembelajaran pengenalan kala waktu atau tenses dapat diajarkan melalui lirik lagu. Seperti sebuah puisi, lirik lagu dapat bermanfaat dalam:(a) Mempersiapkan konteks yang bermakna untuk pengajaran dan revisi kosa kata
(b) Mendorong siswa untuk berdiskusi tentang topik tertentu
(c) Membangun kesigapan terhadap bahasa
(d) Dan membangun kesigapan terhadap budaya
Catatan penting bagi guru dalam memilih lirik lagu, pilihlah lagu yang sedang tren pada masa tersebut atau sesuai dengan latar belakang siswa saat itu.Perhatikan lirik lagu berikut.
Mother, how ……. today?
Here is a note from your ………
With me everything is …..
Mother, how ……. today?
Mother, don’t worry, I’m ……
Promise to see you this ……..
This time there will be no delay.
Mother, how ….. today?
(diunduh dari Maywood – Mother How Are You Today Lyrics | MetroLyrics)
Siswa dapat menyimak lagu “Mother How Are You Today” ini sekali, lalu pada saat menyimak yang kedua kali, mereka diminta untuk mengisi titik-titik yang kosong ini dengan kata yang tepat sesuai lirik lagu yang dinyanyikan.Sebelum menyimak lagu, guru dapat menggiring siswa agar lebih mudah memahami isi lagu dengan pertanyaan stimulan seperti;
“apakah kalian pernah menyanyikan lagu untuk ibumu?”
“Bagaimana kalimat untuk menyapa seseorang pada saat bertemu dengan menggunakan bahasa Inggris?”
Jawaban yang diharapkan dijawab siswa dari pertanyaan tersebut adalah, “ya, pernah” dan “how are you?”
Setelah tanya-jawab tersebut, maka kemudian guru meminta siswa untuk mengisi kosa kata yang sesuai dengan lirik lagu yang disimaknya.
Kegiatan selanjutnya adalah siswa diminta untuk menuliskan essay tentang “my mother”. Sebagai tugas berikutnya, siswa dapat menyimak lirik lagu tentang the piano yang dinyanyikan oleh Billy Joel.
The Piano ManIt’s nine o’clock on a ….
The regular crowd….. in,
There’s an old man ….. next to me
Making … to his tonic and gin.
Siswa diminta mengisi titik-titik tersebut, namun sebelumnya, guru menerangkan budaya yang melatarbelakangi lagu tersebut. Apa itu tonic and gin dan ditemukan di mana minuman seperti itu. Bagi siswa di Indonesia, tentunya akan sedikit kesulitan dalam memahami teks lirik lagu tersebut karena siswa Indonesia jarang sekali yang pernah mengunjungi bar atau club malam, tidak seperti siswa di Amerika.
Setelah menyimak dan mengisi lirik lagu tersebut, siswa diminta untuk membuat essay berdasarkan lagu yang mereka simak. Guru dapat bertanya dan meminta siswa membayangkan jika mereka berada dalam situasi lagu tersebut.Siswa menyukai lagu-lagu yang sedang top di radio-radio atau televisi. Maka sebaiknya, guru mampu mempersiapkan lagu yang diminati para siswa.
Menggunakan lagu klasik sebagai bahan ajar juga bisa, namun pilihannya adalah lagu klasik yang cukup dikenal sepanjang masa.Contoh lain yaitu lagu Californication yang dinyanyikan oleh grup band Red Hot Chili Peppers. Kata Californication sendiri mengundang interpretasi dan diskusi bagi para siswa. Orang Indonesia perlu menggali lebih dalam dengan membuka literatur atau wikipedia mengenai apa itu californication. Interpretasi seorang siswa Amerika tentang Californication adalah “Pemerkosaan Budaya”.
Guru dapat menggunakan video musik dari youtube ketika mengenalkan lagu tersebut untuk kemudian mendiskusikannya di kelas. Melalui tayangan video, imajinasi siswa dapat terstimulan sehingga mereka dapat lebih mudah memahami makna lagu yang mereka simak. Lirik lagu seperti sebuah lirik puisi, keduanya dapat digunakan sebagai bahan ajar dalam mengembangkan kemampuan berbahasa siswa. Tidak ada interpretasi yang tepat terhadap lirik lagu dan puisi. Guru dan siswa perlu bersama-sama berdiskusi untuk menemukan makna dari sebuah lirik lagu.Contoh Karya Siswa:Karya Siswa dari Argentina tingat upper-intermediate. Berikut ini contoh essay karya siswa dari Buenos Aires, Argentina setelah mereka menyimak lagu
“The Piano Man”Bill The piano ManI can’t believe how crowded the bar is today. It looks like Friday. There’s the old man who asked me to play him a memory. He thinks I’m in the mood for a melody. I really want to return to my youth. I hate my life. I’m not happy being a piano man and supporting myself with the money that people put in my jar. If only I had the money to become famous. I don’t want to be like Paul or Davy. Their life is exactly as mine. The only person I like is my manager. He really admires me. I’m 40 years old, my ex wife hates me and my life has no sense.(Written by Maria Eugenia)
Karya essay tersebut merupakan respon siswa terhadap lirik lagu yang sudah mereka simak sebelumnya. Melalui proses menyimak yang sudah dilakukan siswa sebelumnya, guru menstimulan siswa agar mampu menuliskan apa yang sudah mereka simak ke dalam bentuk tulisan essay. Agar siswa dapat menulis, guru mengarahkannya melalui pertanyaan terbimbing, misalnya, “siapakah kira-kira karakter yang terdapat di dalam lagu?” “apa yang sedang dilakukannya di sana?”. Berdasarkan pertanyaan tersebut, siswa lebih terarah dalam menyusun tulisannya.
f. Kerangka Kegiatan untuk Meningkatkan Kesadaran Berbahasa
Sangat jarang sekali buku-buku pembelajaran berbahasa yang mempersiapkan latihan-latihan untuk meningkatkan kesadaran berbahasa. Dalam konteks komunikatif, pembelajaran bahasa diperkenalkan secara kontekstual. Siswa tidak hanya diajarkan kalimat saja, namun beberapa kalimat yang terintegrasi secara pragmatis sesuai dengan konteks percakapan sehari-hari. Bahasa yang sesuai dengan konteks sosial budaya akan jauh lebih mudah dipahami siswa.Perhatikan contoh rancangan kegiatan kelas bahasa berikut ini
Lampiran: Berikut contoh kerangka kegiatan pembelajaran bahasa untuk siswa tingkat menengah ke atas (Pekerjaan Rumah)Susunlah 5 contoh frasa kata kerja dalam penggunaannya baik dari tulisan maupun ujaran, tuliskan di kertas atau kartu kecil.Di kelas, bentuklah kelompok yang terdiri atas 4 orang. Jelaskan hasil diskusi kelompok dan buatlah catatan khususMasing-masing kelompok wajib mempresentasikan temuannya dengan menggunakan kertas plano atau posterTuliskan komentar teman-teman dan juga dari guruDalam kelompok awal, lihatlah atau periksa buku grammar dan kamus, lalu revisilahSekarang, kalian sudah memahami bagaimana mengorganisasi frasa kata kerja. Tambahkanlah kata kerja yang baru berdasarkan kategorinya. |
Berdasarkan rancangan kegiatan tersebut, tampak bahwa kegiatan siswa dirancang bekerja secara individu dan berkelompok secara kolaboratif. Melalui kerja berkelompok ini, siswa belajar bagaimana menyusun kategori frasa kata kerja berdasarkan makna, bentuk, dan perilakunya melalui fitur grammatikal dan leksikalnya sebelum mereka membaca buku referensi. Pengalaman belajar yang dilalui siswa pada kegiatan tersebut sangat bermanfaat bagi pembentukan cara berpikir siswa dalam menyelesaikan masalah. Berdasarkan contoh tersebut, selanjutnya guru dapat lebih baik lagi mempersiapkan sistematika kegiatan pembelajaran yang dapat merangsang kesadaran berbahasa siswa.Berdasarkan contoh tersebut, maka seorang guru perlu mempersiapkan kerangka kegiatan yang sitematis dan komunikatif sehingga mampu meningkatkan kemampuan berbahasa para siswa. Berikut ini saran kerangka kegiatan untuk meningkatkan kesadaran berbahasa siswa.
– Data kebahasaan:
Gunakanlah teks otentik, baik tertulis maupun tidak tertulis, berupa buku teks, buku referensi, dan keyakinan pembelajar mengenai bahasa.
– Eksploitasi data:
melalui tugas-tugas yang diberikan kepada siswa agar siswa lebih banyak mengeksplorasi bahasanya melalui; membandingkan, menjawab pertanyaan, membuat catatan kecil, menebak atau membuat hipotesis, mengklasifikasi.
Tugas yang baik dapat merangsang kemampuan menganalisa, membuat analogi, mengaplikasikan pengetahuan terhadap konteks yang baru, merevisi pengetahuan yang dimiliki, mengkonstruk pengetahuan, mensintesakan pengetahuan lama dan pengetahuan baru, mengevaluasi data. Keseluruhan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang diperkenalkan Bloom dan Krathwol (1965) diaplikasikan dalam setiap kegiatan pembelajaran.Kegiatan berkelompok, berpasangan dan individu dilakukan secara bervariasi di setiap proses pembelajaran. Bagaimana menggunakan bahasa kedua yang dipelajari dalam konteks “real language in use” sangat ditekankan dalam membangun kesadaran berbahasa ini.
Para penulis buku dan guru, diharapkan dapat mempersiapkan materi tambahan (suplementary materials) sebagai alat bantu untuk meningkatkan kemampuan berbahasa siswa.Melalui persiapan yang matang dan sistematis, proses pembelajaran bahasa kedua akan berjalan lancar dan mencapai tujuan. Kerangka kegiatan yang telah dipersiapkan guru, sebaiknya diimplementasikan dengan baik sehingga para siswa mampu menggunakan bahasa kedua dengan lancar dan fasih secara bertahap.