Innalillahi wa innaailaihi roji’un….
Pak La Mima, yang lebih akrab kami sapa Pak Bill, bukan hanya sekedar guru bahasa Inggris yang kami idolakan, Pak Bill, adalah Bapak Guru yang menyelamatkan pendidikanku.
Satu cerita yang tidak akan pernah saya lupa tentang sosok Pak Guruku, Ketika orang tua saya tidak membolehkan saya lanjut kuliah, karena alasan biaya, saya kabur dari rumah, ke Rumah Bu Nurhayati (Guru Kimia saya), Pak Bill dan Bapak saya lalu keliling kampung mencari saya, Pak Bill pasang badan akan membantu saya bisa masuk perguruan tinggi. Membujuk Bapak saya supaya saya diperbolehkan kuliah.
“Wah, sayang sekali kalau Erni tidak lanjut kuliah, dia sering juara kelas, anak Bapak pintar dan berani,”
Nah, kata-kata BERANI yang dicitrakan Pak Bil pada saya inilah yang selalu terngiang di telinga dan hati saya setiap kali menemukan masalah dalam merencanakan masa depan saya. Sebagai sosok bermental pejuang karena pemberontak dari tradisi dalam keluarga kala itu (Tahun 1997) bahwa seorang anak gadis Bajau tidak elok berpendidikan tinggi apalagi dari keluarga tak berpunya, terkesan hanya sok dan menyusahkan orang tua.
Dua hari menghilang, akhirnya saya ketahuan sembunyi di rumah Bu Nurhayati oleh Pak Bil (karena rumah mereka bersebelahan). Pak Bil membujuk saya pulang, juga membujuk bapak dan mama saya supaya saya dituruti kemauan saya untuk bisa lanjut Perguruan Tinggi.
Tidak akan pernah saya kehabisan kata-kata untuk menarasikan sosok Pak Bil, salah satu guru idola kami, guru kesayangan kami, guru penolong pendidikanku.
Sampai-sampai untuk mengingat jasa Pak Mima, saya mengabadikan nama dan sosok beliau dalam novel saya (MANUSIA PERAHU TERAKHIR-Cerita Fiksi berlatar-belakang Sejarah Orang Bajau di Pulau Wawonii), Karena kondisi Covid, novel ini ditunda penerbitan dan launchingnya oleh salah satu penerbit besar dan terkenal.
Mohon maaf Pak Guruku, ? tidak sempat memberikan novel yang selalu Bapak tanyakan dan tunggu-tunggu…Mohon maaf Pak Guruku, saya tidak akan pernah bisa membalas jasa-jasamu, namun Bapak harus bangga, anak-anak didik Bapak selalu mendoakan Bapak husnul khotimah dan diberi tempat terindah di sisi Allah, seindah nama Bapak di hati kami yang selalu menghormati dan menyayangi Bapak.
Pak Guruku.
Pahlawan pendidikanku.
Semoga novel ini bisa membuat kami anak-anakmu selalu mengenang namamu di sanubari kami, selalu mengirimkan doa untukmu.
Terimalah novel persembahan anak didik Bapak yang sering bikin susah dan selalu merepotkan Bapak ini.
Saya sedih Bapak tidak sempat membaca novel saya, supaya Bapak tahu, sahrum apa nama Bapak di hati kami.?
Hanya karena kami tahu Allah lebih menyayangi Bapak lah yang membuat kami ikhlas.
Selamat jalan Pak….Selamat tinggal Pak Guruku,……?