ERNIBAJAU: Jakarta – Mengarungi Mimpi dari Saponda demikian judul Film Dokumenter yang disutradarai sineas muda dari Pulau Tomia Kabupaten Wakatobi Sulawesi Tenggara bernama lengkap Tomy Almijun Kibu
Sosok Riska kali ini menjadi inspirasi Bang Tomy, demikian saya menyapanya untuk menelurkan sebuah karya film dokumenter berjudul Mengarungi Mimpi dari Saponda.
Baca juga:
- Kegiatan Musyawarah Kabupaten (Muskab) Kekar Bajau Konawe Kepulauan yang Pertama, Terlaksana Sukses, Lancar, dan Meriah
- Erni Bajau: ODIS Bajo Cikal Bakal Organisasi Perempuan Suku Bajau Pertama di Indonesia
- Peran Pemuda dalam Pengembangan Sektor Pariwisata Daerah Konawe Kepulauan
- Sengkang Manusia Laut di Torosiaje
- Tradisi dan Makna-Makna Simbolik BUSANA ADAT MASYARAKAT BAJAU INDONESIA
- Erni Bajau Melakukan Sosialisasi Pentingnya Pendidikan ke Desa Bajau Sulaho Kabupaten Kolaka Utara
- Duata Mandi Mayah: Titual Pengobatan Alternatif Suku Bajau
- BUDAYA ANIMISME DAN DINAMISME MASIH KENTAL PADA MASYARAKAT BAJAU TOROSIAJE
- Suku Bajau Membuat Lapangan Futsal di Atas Laut?
Film Mengarungi Mimpi dari Saponda, bercerita tentang sosok Riska, gadis lugu, cerdas dan manis, calon dokter pertama suku Bajau dari sebuah pulau Kecil di depan teluk Kendari . Saya dan kedua orang tua saya pernah tinggal di pulau Saponda selama kurang lebih satu tahun, saat itu saya berumur empat tahun namusn umur lima tahun kami pindah ke Langara Laut di Pulau Wawonii (Kabupaten Konawe kepulauan). Pulau Saponda, Pulau hamparan pasir putih yang hampir tak terdapat pepohonan itu berpenduduk 100 persen suku Bajau.
“Riska akan menjadi dokter pertama dari suku Bajo Pulau Saponda Kecamatan Soropia Konawe Sulawesi Tenggara. Dalam menyelesaikan pendidikan dokternya dia harus berhadapan dengan kenyataan bahwa dia tidak mendapatkan lagi beasiswa, sementara orang tuanya hanyalah nelayan tradisional yang hanya mampu memenuhi kebutuhan makan sehari-hari.Ditengah situasi itu Riska tetap berjaung mengarungi mimpinya. Inilah yang menggerakkan hati saya untuk membuat dokumntasinya” Ungkap Bang Tomy “Saya memang sangat perhatian terhadap kondisi pendidikan anak-anak Bajo, harapan saya semoga ini menjadi motivasi anak-anak atau generasi Bajo agar meraih pendidikan lebih baik” Lanjutnya.
Film Mengarungi Mimpi dari Samponda berhasil masuk 10 besar dari 120 proposal film yang masuk kompetisi Film Dokumenter Bidikmisi. Kompetisi Film Dokumenter Bidikmis kerja sama Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Ditjen Belmawa) Kemenristekdikti bersama dengan Metro TV dan Eagle Institute Indonesia. Para pembuat film ini kemudian diseleksi dan diwawancarai oleh Riri Riza (sutradara), Gerzon Ayawaila (sutradara), dan Meuthia Ganie Rochman (sosiolog Universitas Indonesia).
Tomy Kibu dan 9 0rang sineas lainnya, selanjutnya diundang ke Jakarta menghadiri pemutaran film perdana 10 cerita yang dikemas menjadi 70 menit dalam satu kesatuan antologi film dokumenter bertema Awarding Bidikmisi Award pada 13 Oktober 2019.
Selain Mengarungi Mimpi dari Saponda, beberapa karya sineas muda ini diantaranya Beasiswa Ala Bajau(2010) pernah dihadirkan di MetroTV acara Kick Andy. Tomy Kibu pernah mearih penghargaan Asian Broadcasting Union di New Delhi India, Film Terbaik KPI Award, Nominasi Dokumenter terbaik FFI 2010. Film lainnya Berbisik Sehat Diatas Pasir, di tahun 2011 (Aliansi Permpuan Sultra) dan Sikola Di Lao‘ yang artinya dalam bahasa Bajau adalah Sekolah di Laut rilis tahun 2015 (Pusbang Film).
Saya menyaksikan Menteri Ristekdikti Prof. H. Mohamad Nasir bemerikan ucapan selamat pada Tomy Kibu atas karyanya. Dalam kesempatan itu turut hadir Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ismunandar, Staf Ahli Menristekdikti Bidang Akademik Paulina Pannen, Staf Ahli Menristekdikti Bidang Infrastruktur Hari Purwanto, Sekretaris Ditjen Belmawa Rina Indiastuti, Kepala Biro Kerja Sama dan Komunikasi Publik Nada Damaryanti Sriwijaningrum, Kepala Biro Perencanaan Erry Ricardo, Direktur Utama Metro TV Suryo Pratomo, Riri Riza (Sutradara), Christine Hakim (Aktris dan Produser Film), para sutradara sepuluh film dokumenter, serta para mahasiswa Bidikmisi.
Saya mewakili masyarakat Bajau, dan mewakili Institut Bajau Indonesia mengucapkan terima kasih atas perhatian, empati, simpati, dedikasi, dan loyalitas yang tertinggi bang Tomy Kibu terhadap orang Bajau. Kami menunggu karya-karya bang Tomi selanjutnya.